AristekturDesign!

Helping you to bring your concepts and ideas to your real life.

Konstruksi Jembatan dengan Bambu Petung

Ini adalah konstruksi jembatan bambu dengan menggunakan bambu Petung dengan diameter 14cm. Dengan menggunakan bambu petung, maka akan
membuat bentang antar tiang pondasi jembatan akan
semakin jauh, yaitu 7,5m. Sehingga biaya pembuatan
pondasi menjadi lebih murah dan cepat.
Sedangkan lebar jembatanini adalah 2,5m, agar bisa
dilewati oleh kendaraan roda 3 seperti Bajaj atau Tossa.
Untuk itu balok-balok lantai jembatan berjumlah 3 buah
untuk membagi beban agar lebih rata tersalurkan ke tiang
pondasi jembatan.



Konstruksi Jembatan dengan Bambu Apus

Konstruksi jembatan bambu ini dibuat menggunakan bambu ukuran kecil, yaitu bambu Apus dengan diameter 8cm-10cm saja. Sebenarnya sangatlah tidak mudah untuk mendesign konstruksi jembatan bambu dengan ukuran bambu sekecil ini, karena jembatan memiliki 'beban hidup' yaitu beban kendaraan dan manusia yang melewatinya. Sehingga jembatan ini selalu pada posisi yang 'bergerak' karena momen gaya yang ditimbulkan oleh beban di atasnya. Beban-beban tersebut harus di salurkan dengan baik ke balok-balok jembatan dan pondasi nya. Dengan menggunakan bambu Apus yang digabungkan seperti 'sapu lidi', maka balok-balok lantai jembatan akan menjadi sangat kuat untuk menahan beban.

Namun harus di ingat, penerapan sistem 'tarik-tekan' pada sistem struktur bambu ini juga harus di perhitungkan dengan baik. Mengingat, bambu memiliki elastisitas yang sangat tinggi dibanding material alam lain nya, maka kita harus tahu bagaimana momen gaya-gaya yang bekerja pada bambu ini. Semoga bisa bermanfaat...



Bamboo Workshop for Nias People and International NGO

Pelatihan konstruksi bambu ini dilakukan bagi masyarakat Nias, Sumatra Utara yang terkena musibah bencana alam gempa dan tsunami.
Workshop ini bertujuan untuk melatih masyarakat awam untuk
memanfaatkan bambu sebagai material bangunan bagi rumah
mereka. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan masyarakat
untuk menggunakan kayu yang semakin sulit didapatkan dan
berharga mahal. Dengan metode pembangunan yang mudah dan
terencana dengan baik, maka bambu dapat digunakan sebagai
material yang kuat, murah dan mampu bertahan puluhan tahun.
Hal ini akan sangat membantu masyarakat untuk dapat belajar
menghargai lingkungan sekitar nya. Pelatihan ini disponsori oleh Kementerian Italia, Universitas Florance, Sahabat Bambu dan Pemerintah Sumatra Utara.




Workshop Bamboo Construction for Architecture Students of Duta Wacana Christian University, Indonesia






Bambu sebagai material yang dapat diperbaharui (sustainable material) memiliki kesempatan yang besar untuk dapat kita gunakan dalam banyak hal. Salah satunya adalah material konstruksi. Dimana bambu diperlakukan menurut kemampuanya yang memiliki kelenturan dan kekuatan yang sangat tinggi. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan tersebut, maka kita dapat menggunakan material ini sebagai material konstruksi yang sangat baik. Disamping murah, bambu juga mudah didapat dibanyak tempat disekitar kita.

Mahasiswa arsitektur diharapkan mampu menggunakan semua material yang tersedia dilingkungannya untuk dapat berkarya dalam segala kondisi. Bambu adalah material terbaik yang dapat kita digunakan dalam situasi emergensi. Seperti contohnya ketika terjadi gempa bumi di Jogjakarta Indonesia, banyak digunakan bambu sebagai material konstruksi rumah shelter. Namun tidak semua orang mampu mendesign dan membuat rumah dengan menggunakan bambu, dikarenakan sistem konstruksi bambu berbeda dengan kayu. Terutama pada sistem-sistem sambungannya dan prinsip-prinsip pembangunannya.

Dalam workshop ini, mahasiswa diajarkan banyak hal. Seperti :
1. Memahami karakter bambu,
2. Bagaimana cara tumbuh bambu dan budidayanya,
3. Sistem pengawetan bambu (sistem modern VSD dan tradisional),
4. Pengenalan sistem sambungan bambu,
5. Penggunaan bambu pada semua bagian rumah,
6. Mendesign konstruksi bambu menggunakan maket,
7. Membangun konstruksi bambu skala 1:1 .

Sistem Pengawetan Bambu Tradisional Jawa ( Indonesia)





Di Jawa, dahulu telah ada sistem pengawetan tradisional yang sangat ramah lingkungan dan mudah untuk diterapkan. Dimana bambu hanya di rendam dalam air sungai atau kolam lumpur dalam jangka waktu tertentu. Hal ini akan mengakibatkan kandungan 'kanji' dalam bambu atau unsur yang disukai oleh kumbang bubuk terfermentasi, sehingga bambu tersebut tidak enak lagi untuk dimakan oleh kumbang tersebut. Menurut beberapa pengalaman dari masyarakat di Jogjakarta yang mewarisi hal ini, waktu terbaik perendaman adalah minimal 4-6 bulan. Sebenarnya dalam hal ini tidak ada aturan yang baku dan tercatat dalam penelitian, namun lebih pada pengalaman pengguna saja.

Di negara-negara tertentu pernah dikenal juga sistem pengawetan menggunakan air seni binatang, seperti air seni kuda, sapi atau yang lainya. Dimana zat amonia menjadikan unsur yang disukai oleh kumbang bubuk tersebut terfermentasi secara alami. Jika anda menanyakan kepada saya, yang manakah yang terbaik dalam semua sistem ini? Agak sulit menjawabnya.

Menurut saya alangkah lebih baik menerapkan hal ini berdasarkan kemudahan dalam menggunakan. Maksud saya, jika rumah anda dekat dengan sungai, maka alangkah baiknya memanfaatkan sunagi tersebut sebagai perendamannya, tentu lebih murah, cepat dan murah. Jika tidak ada sungai, maka buatlah kolam air/lumpur saja. Atau pun jika anda tinggal di tepi pantai, maka air laut juga bisa digunakan untuk perendaman bambu. Tapi saya belum punya referensi yang cukup untuk perendaman di air laut ini.

Dalam perkembangannya, sistem pengawetan tradisional ini telah teruji dengan baik. Pada foto diatas (rumah 1) bambu yang digunakan telah melewati 2 generasi. Sedangkan foto dibawahnya (rumah 2) telah berusia lebih dari 40 tahun lamanya. Mengagumkan memang...

Bambu Laminasi ( bambu untuk masa depan )




Bambu merupakan salah satu bahan material yang akan menjadi pengganti kayu pada masa datang. Karena pada saat ini kayu merupakan bahan yang sulit didapatkan (jumlahnya terbatas) dan juga merupakan salah satu material yang sulit untuk diperbaharui secara cepat. Bandingkan bambu yang pertumbuhannya dalam satu hari mampu setinggi 1m dan bisa dipanen dalam usia 3-5 tahun saja. Sedangkan kayu membutuhkan waktu lebih dari 40 tahun untuk bisa digunakan kayunya sebagai material.

Saat ini bambu sudah bisa dibentuk seperti bilah-bilah kayu atau pun balok kayu solid. Dengan memotong bambu menjadi lembaran kecil, lalu disusun dan disatukan menggunakan pres atau pun pen bambu, lalu dipres dalam waktu tertentu. Bisa juga ditambahkan resin sehingga permukaan bambu menjadi lebih glossy. Kekuatan bambu laminasi tersebut ternyata memiliki kekuatan yang sama dengan kekuatan kayu solid, jika digunakan sebagai struktur bangunan.

Harga per meter kubik (m3) bambu laminasi saat ini masih tergolong mahal, karena ongkos produksi dan mesin pres bambu belum terlalu populer, juga dibuat berdasarkan pesanan saja (made by order). Di jogjakarta harga permeter kubik bambu laminasi adalah 15 juta rupiah, di Bali sekitar 13 juta rupiah. Bandingkan dengan kayu Bengkirai Kalimantan yang 1 meter kubiknya hanya 7,5-8 juta rupiah saja. Di China, bambu laminasi jauh lebih berkembang dan sudah menjadi bagian dari industri besar bagi masyarakat setempat. Sehingga harga bisa ditekan sangat murah, yaitu 8 juta permeter kubiknya.

Semoga bambu laminasi ini suatu saat bisa menggantikan kayu dimasa depan, demi menjaga bumi dari kerusakan yang semakin besar.

INDOCEMENT Competition Awards Architecture 2010




Ide segar design ini adalah menciptakan satu bentuk modul furniture yang simple, mudah dalam pembuatan dan dapat ditransformasikan kebentuk-bentuk lain dengan berbagai macam fungsi yang berbeda. Hanya dengan cara memutar, membalikkan, menumpuk, menggabungkan, atau pun hanya dengan satu modul saja, modul furniture ini tetap memiliki fungsi yang penuh. Jika diperlukan, modul furniture ini juga bisa ditambahkan dengan material lain (pipa besi, baut, etc) untuk menciptakan fungsi-fungsi yang lebih luas lagi. Lubang-lubang pada modul digunakan untuk memasukkan baut (jika modul perlu digabungkan) ataupun untuk memasukkan material lain sebagai tambahan untuk menciptakan fungsi yang lain. Dengan sistem modul ini, anda dapat berkreasi untuk menciptakan furniture berdasarkan kreatifitas dan kebutuhan anda sendiri. Jadi anda tidak hanya menggunakan saja, namun diajak untuk berpikir kreatif juga.